PERENCANAAN KONSTRKSI BANGUNAN
Pada perencanaan konstrksi harus ditinjau beban (muatan) yang bekerja :
1. Muatan mati (a) → Disebut muatan tetap
2. Muatan hidup (b) → Muatn berguna, bergerak, tidak tetap
3. Muatan angin (c)
4. Muatan gempa (d)
Pembebanan diatas dikombinasikan dan dibagi menjadi dua bagian,yaitu yang
disebut :
1. kobinasi beban tetap → (a + b)
2. kombinasi beban sementara → (a + b + c)
(a + b + c)
Dari hasil peninjauan kedua hal diatas untuk perhitungan diambil muatan yang paling besar.
Yang dimaksud dengan :
1. Muatan mati, ialah semua muatan yang berasal dari berat banguanan atau unsur bangunan, termasuk segala unsur tambahan tetap yang merupakan
suatu kesatuan.
2. Muatan hidup, ialah semua muatan tidak tetap, kecuali muatan angin dan
Gempa.
3. Muatan angin, ialah semua muatan pada bangunan yang disebabkan adanya
selisih dalam tekanan udara.
4. Muatan gempa, ialah semua muatan pada bangunan yang disebabkan oleh
gempa.
LANGKAH – LANGKAH
PERENCANAAN KOSTRUKSI BETON
- Sesuai dengan ketentuan PBI. 71, tebal plat minimal 7 cm.
- Pembebanan disesuaikan dengan ketentuan PMI. 1983
Pembebanan Pada Plat
Tebal plat = ht
Berat sendiri plat atap = ht x 2400 ……………. = ……………. Kg/m²
Beban berguna (muatan hidup) ………………. = ……………. Kg/m²
Beban air (tinggi air x berat jenis air)…………. = ……………. Kg/m²
Beban plat atap = q Kg/m²
PLAT . a
Sisi plat yang pendek = Lx
Sisi plat yang panjang = Ly
Perbandingan Ly dn Lx
Ly = ……………, dilihat pada
LX PBI ’71 Diperoleh besarnya koefisien momen.
Pada PBI’ 71 diperoleh besarnya koefisien momen :
Clx =
Cly =
Ctx =
Cty =
Meghitung besarnya momen–momen yang bekerja pada plat.
Mlx = +Clx x 0,001 x q x Lx² = +………….. = + ………..kg/cm
Mlx = +Clx x 0,001 x q x Lx² = +………….. = + ………..kg/cm
Mlx = -Clx x 0,001 x q x Lx² = -………….. = - ………..kg/cm
Mlx = -Clx x 0,001 x q x Lx² = -………….. = - ………..kg/cm
PERHITUNGAN TULANGAN PLAT ATAP (a)
Perhitungan berdasarkan lentur n dengan √ = 0
Mutu beton K → √b = ………..kg/cm² ; n =
U → √a = ………..kg/cm²
Ǿo √a = Misalnya 0,388
N √b
Tebal plat manfaat = h
h = ht – (selimut beton + ½ garis tengah tulangan)
= ht 1 ½ cm
Ca = H => b = 1 meter = 100 cm
n . M
b.√a
Ca = misalnya 1,380 → dari daftar lentur n diperoleh nilai.
= 0,669 Ǿ = 0,495 ; = 0,777 ; 100 n.w = 67,21
Perhitungn penulangan dapat dilanjutkan apabila Ǿ > Ǿo
Ǿ = 0,495 > Ǿo = 0,388 → ok
Perhitungan tulangan dapat dilanjutkan
100.n. w ,, = 67,21
= 67,21
100.n.
Jadi luas tulangan yang diperlukan = A
A = wb.h. → b = 100 cm
= 67,21 x 100 x h = …………………. cm²
Pengontrolan tegangan-tegangan terjadi
Tegangan beton tekan yang terjadi = √b
√b = √a = ……………..kg/cm²
n . Ǿ
PERHITUNGAN PLAT LANTAI
Berdasarkan ketentuan PBI ’71, tebal plat lantai minimum 12 cm.
Pembebanan berdasarkan PMI 1983.
Pembebanan pada plat lantai, tebal plat (ht) = …………………. kg/cm²
Berat sendiri plat lantai = 0.02 x 2400 = …………………. kg/cm²
berat adukan (tebal adukan = 2cm ) = 0,02 x 2000 =…………………. kg/cm²
beban berguna (beban bergak) =…………………. kg/cm²
berat plafond =…………………. kg/cm²
beban lantai = kg/cm²
perhitungan selanjutnya sama seperti perhitungan penulangan plat atap.
MENGHITUNG BEBAN DARI PLAT YANG BEKERJA PADA BALOK PEMIKULNYA
Plat berbentuk empat persegi panjang. Berdasarkan peraturan beton indonesia (PBI ’71) beban dari plat ke balok-balok pemikulnya titentukan dengan cara menarik garis dari sudut-sudut yang membag sudut sama besar. (besar kedua sudut itu 45°), sehingga empat persegi panjang itu terbentuk menjadi empat bagian, yaitu :
1. Dua bagian berbentuk segi tiga siku sama kaki
2. dua bagianberbentuk trapesium sama kaki
Bentuk beban yang bekerja pada balok yang panjang (balok AB dan CD ) = 1y
Bentuk beban yang bekerja pada balok pendek (AC dan BD)
Dalam pelaksanaan perhitungan, beban yang bekerja pada balok untuk mempercepat perhitungan bisa disederhanakan.
PENYEDERHANAAN BEBAN YANG BEKERJA PADA BALOK
Beban trapesium (gambar 1)
Beban yang bekerja pada balok panjang = 1y = (AB dan CD)
Bebanya berbentuk trapesium.
Gbr. 1
Beban yang berbentuk trapesium disederhanakan menjadi beban merata sepanjang AB, menjadi beban q sama rata – rata (gambar 2).
Gbr. 2
Menghitung beban trapesium menjadi beban merata = q rata – rata
Beban q rata2 yang bekerja pada sisi panjang (Ly)
Berat beban trapesium = luas trapesium x beban plat
= luas trapesium x q plat
Luas trapesium = { Ly + (Ly – Lx) } x ½ Lx
2
Luas trapesium = { Ly + (Ly – Lx) } x ½ Lx
2
= ( Ly + Ly – Lx ) x ½ Lx
= (2 Lx – Lx )Lx
4
Jadi beban berat trapesium = ( 2 Ly – Lx ) Lx x q plat
4
Q = (2 Ly – Lx ) Lx x q plat
4
Beban rata – rata yang bekerja pada balok yang panjang ( Ly ) = q rata2
= Q
Ly
= ( 2 Ly – Lx ) Lx q plat
4
Ly
Penyederhanaan beban yang bekerja pada nalok pendek ( Lx )
Bebanya berbentuk segi tiga ( gambar 3 )
Beban yang berbentuk segi tiga siku2 dirubah menjadi beban merara = q rata2
Gbr. 4
Menghitung beban segi tiga menjadi beban merata = q rata2
Beban merata ( q rata2 ) yang bekerja padan sisi yang pendek ( Lx )
Berat beban segi tiga = ( Lx x ½ Lx ) x q plat
2
Q = ( L ² x ) q plat
4
Beban merata ( q rata2 ) = Q .
Lx
L ² x/4 q pelat
|
. .
Lx
Bebankan q rata2 yang bekerja pada sisi pendek ( Lx )
LANGKAH 2. PERHITUNGAN BALOK
> Ukuran balok 30/50
Ø tinggi balok 30/50
Ø lebar balok 30 = b = 6,30
Ø tinggi balk = Ht = 50 cm
Ø selimut kebumi ( d – d’ ) = 5 cm
Ø tinggal manfaat balok = b , 20 = 50 5 = 45
Untuk lengkap jelasnya dalam perhitungan beban yang bekerja pada balok, kita umpamakan saja bahwa plat & dan gabar seperti gambar 5.
Gbr. 5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar